Tangsel – deliksatu – Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Perkumpulan Perusahaan Media Online Indonesia (MOI) Kota Tangerang Selatan berharap insan media khususnya perusahaan media bergerak melawan hoax dengan literasi.
Menurut Musal as’ari, perusahaan media memiliki tanggung jawab untuk membekali jurnalis/wartawan yang bertugas dengan keterampilan literasi media yang relevan agar tidak terjadi misinformasi dari setiap pemberitaan
“Saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakan antara media sosial (sosmed) dengan media online yang berbasis pemberitaan. Ini harus dijelaskan kepada masyarakat dan khususnya kepada para wartawan yang bertugas dilapangan,” Tukasnya
Terlebih saat ini, peningkatan jumlah media online sangatlah pesat yang diimbangi dengan munculnya aplikasi online yang mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga perlu adanya edukasi khusus untuk mencegah terjadinya misinformasi dan disinformasi ditengah kehidupan sosial masyarakat, Terang Musal as’ari
“Pembekalan keterampilan literasi media sangatlah penting dimiliki oleh jurnalis atau wartawan, ada kode etik jurnalisme yang mengikat wartawan sehingga setiap karyanya mampu dipertanggung jawabkan.”Lanjutnya
Kita tidak hanya bicara karya jurnalisme dan kode etik, tapi kita semua juga harus memiliki semangat yang sama untuk melawan hoax. Tandasnya
“Kalau di sosmed seperti Facebook dan WhatsApp bisa asal posting karena memang tidak ada kode etiknya, Tapi kalau sudah tayang di portal berita online kan ada pertanggung jawaban terhadap aturan yang berlaku,”Tegas Musal as’ari
(Red)