Deliksatu.com, INDRAMAYU | Gelembung – gelembung rembesan minyak jenis solar yang keluar dari dalam laut terlihat mengapung dikisaran UP 6 Pertamina Balongan Desa Balongan, Kec. Balongan, Kab. Indramayu.
Di lansir dari mediabudayaindonesia.com terkait kebocoran pipa minyak jenis solar bawah laut UP 6 Pertamina Balongan, ceceran minyak itu mengapung hingga kepermukaan laut, bahkan sampai detik ini kebocoran pipa minyak itu belum ada penanganan serius dari Pertamina, sehingga kebocoran terus meluas sepanjang pantai Kesambi Desa Balongan dan masuk ke dalam muara sungai blok Langgen Desa Singaraja kabupaten Indramayu.
GH Petugas Pelsus saat dikonfirmasi membenarkan hal itu, “Benar ada kebocoran pipa minyak bawah laut UP 6 Balongan. Sudah lebih dari dua minggu kebocoran pipa ini, dan titik kebocorannya kurang lebih sekitar 200 meter dari Pelsus. “Katanya pada wartawan, Selasa (29/3/2022).
Dia juga menyebut minyak yang keluar adalah minyak prodak HSD (Solar) dari pipa line SPM 150.000 DWT. “Proggres dari pihak ITB (Internal Terminal Great Balongan) adalah fokus pada penanganan dan sampai saat ini belum teratasi. “Ucapnya.
Warga yang terdampak semakin menjerit, pasalnya, wilayah itu lebih dominan sebagai masyarakat nelayan.
“Kebocoran pipa minyak itu telah berlangsung cukup lama dan belum terlihat penyelesaiannya hingga sekarang. “Ulas Warga saat ditemui wartawan, Selasa (29/3/2022).
Dikatakannya, saat peristiwa kebocoran pipa terjadi, warga sedang mencari udang rebon dan mulai mengetahui ada gelembung – gelembung kebocoran minyak dari dasar laut.
“Mengetahui ada kebocoran pipa minyak, kami langsung datangi kantor Marine di Pelsus untuk memberikan informasi adanya kebocoran pipa minyak, dan petugas pelsus langsung menggunakan speedboat, serta salah seorang warga juga terlibat dalam melakukan penyisiran pantai. “Bebernya.
Diketahui ada gelembung minyak yang keluar dari line Pipa 150.000 ITB (titik kebocoran +/- 200 meter dari muara Pelsus, peristiwa itu langsung di informasikan ke bagian terkait untuk dilakukan penanganan awal dengan stop Pompa dari Kapal yang bersandar di SBM 150.000 ITB.
Kecerobohan terjadinya kebocoran pipa minyak dijelaskan warga tidak ada realisasi perbaikan dari pihak ITB Pertamina, bahkan dua kali pertemuan dengan warga terdampak tak kunjung ada solusinya.
ITB Pertamina yang di wakili oleh perwakilan dari Pertamina Pusat melakukan pertemuan kembali untuk membahas terkait dampak terhadap masyarakat nelayan yang terdampak dari pencemaran lingkungan akibat bocornya Pipa minyak.
Dalam hal ini, para nelayan merasa dirugikan karena tidak dapat mencari udang rebon yang menjadi salah satu mata pencahariannya.
“Kami hanya menuntut kompensasi karena kami tidak dapat melakukan rutinitas selama ini sejak bocornya pipa minyak UP 6. Kami ini penghasil udang rebon dan dengan kejadian bocornya pipa minyak, kami tak bisa turun ke laut, ekonomi kami hancur pak. “Pinta warga.
Bahkan warga nelayan Desa Singaraja blok Langgen juga membeberkan adanya temuan air di muara Blok Langgen sudah terlihat seperti warna pelangi atau klise, “Itu jelas dan kami sangat yakin akibat naiknya minyak dari kebocoran pipa Pertamina. “Singkatnya.
Berdasarkan aduan masyarakat dan belum terealisasinya penanganan serius Pertamina, Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia Mustofa Hadi Karya atau yang biasa disapa Opan angkat bicara.
Melalui siaran Pers nya, Rabu (30/3/2022) pagi, Opan mendesak Pertamina perlakukan warga terdampak kebocoran Pipa minyak bawah laut UP 6 Balongan segera ditangani dengan serius demi kembalinya perekonomian warga terdampak.
Dia menilai upaya Pertamina dalam penanganan kebocoran pipa bawah laut menjadi catatan penting, bahwa ada mekanisme yang harus dijalankan sebelum melakukan pengeboran dan penanaman pipa.
“Perusahaan plat merah itu penghasil minyak terbesar, pastinya juga mengeruk keuntungan besar. Soal kebocoran pipa minyak bawah laut UP 6 Balongan mustahil kalau tidak segera direalisasikan perbaikannya dengan sesegera mungkin, jika terus berlarut, tentunya sangat berdampak pada perekonomian warga nelayan sekitar. “Papar Opan.
Sebagai aktifis pers dan juga pemerhati lingkungan, Opan menuding kelalaian, kecerobohan dan ketidak profesionalan Pertamina sangat jelas terbaca dan tak terakomodirnya suara warga nelayan yang terdampak.
“Ini bentuk wanprestasi dari perusahaan BUMN terbesar di Republik ini. Mereka mengeruk hasil minyak di Negeri sendiri tapi menghiraukan dan menganggap remeh warga yang terdampak. “Kritik Opan.
Untuk itu, dia mendesak Pertamina segera merealisasikan tuntutan warga akibat bocornya pipa minyak bawah laut UP 6, “kami yakin Pertamina mampu dan sanggup untuk memulihkan kembali perekonomian warga nelayan udang rebon dan warga yang terisolasi dampak bocornya pipa minyak UP 6 pertamina Balongan. “Pungkasnya.
[Rls/red]