Deliksatu.com, JAKARTA | Aktivis perempuan ini memang tak pernah pudar dalam menoreh sejarah di tanah air. Kali ini, aktifis yang sempat disudutkan dalam peristiwa adanya rekayasa penganiayaan terhadap dirinya sendiri telah kembali.
Siapa lagi kalau bukan Ratna Sarumpaet. Karya dan inovasinya tak pernah redup dalam menyuarakan peran wanita dikancah dunia. Kali ini, dia bersama beberapa tokoh perempuan Indonesia menggaungkan hari lahirnya Kartini.
Dalam dialog terbuka yang digelar di Gedung Pelatihan Seni Budaya Jakarta Timur, Ratna Sarumpaet juga mendeklarasikan kongres perempuan Indonesia. “Kita memperingati hari RA Kartini pastinya, perjuangan seorang perempuan Indonesia yang telah memberikan jiwa raganya untuk bangsa ini. Sebab itu, sekalian saja kita deklarasikan Kongres Perempuam Indonesia. “Ucap Sarumpaet di gedung Pelatihan Seni Budaya, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu, (23/4/2022).
Dengan mengusung tema ‘Perempuan Bersatu juga dihadiri Mantan Menkes di Era SBY Dr. dr. Siti Fadillah, Wati Imhar ketua Aspirasi Rakyat, Mirah SE. Sumirat Presiden Aspek, Dr. Chandra Motik SE. MSc dan beberapa tokoh perempuan Indonesia lainnya.
Lebih lanjut kata Sarumpaet, selain gelaran off air, acara tersebut juga dibuka secara virtual yang dihadiri oleh Cok Safitri aktivis perempuan dari Bali, Julia Agusta Sumatera barat, Eva Bande Poso, De’na Aceh, juga ibu – ibu dari Jabodetabek sekitar 100 an orang.
“Kondisi bangsa saat ini dalam keadaan pailit dari segala sisi manapun, bahkan lebih dari 60% rakyat Indonesia dibawah garis kemiskinan, hingga mahasiswa, rakyat, ibu – ibu terus menerus melakukan demonstrasi, kenapa bangsanya sehancur ini. “Tanya Sarumpaet.
Dia juga meminta kepada kaum perempuan agar tidak berpangku tangan menerima nasib sebagau Perempuan tanpa harus bergerak. “Kita harus terlibat menjaga bangsa. Itu kewajiban dan kita harus bangkit. “Ulasnya.
Sementara, Siti Fadillah dalam pidatonya menjelaskan Kartini lahir kembali sebagai wujud wanita modern. Oleh karena itu, perempuan Indonesia harus melihat bagaimana perjuangan RA. Kartini yang bukan hanya sekedar emansipasi, namun lebih menunjukkan bahwa perempuan Indonesia itu harus cerdas.
“Kita sebagai perempuan Indonesia harus mampu menjadi Kartini yang modern, cerdas dan memiliki kemampuan membangun peradaban bangsa. “Kata Siti Fadillah.
Hal yang sama juga dikatakaa Ketua Aspirasi Rakyat, Wati Amhar. Dia mengulas dan perjuangan Kartini sebagai bentuk intelektual wanita Indonesia. Selain itu, Wati juga mengapresiasi langkah politikus perempuan Partai PSI. “Dia seorang wanita hebat, ya Amara yang berani mengambil sikap mengundurkan diri dari partai itu untuk lebih focus berjuang demi kepentingan perempuan Indonesia, “sanjung Wati.
Sebagai perempuan yang membangun aspirasi, Wati Amhar juga meminta kepada perempuan Indonesia untuk sama – sama memantau revisi UU PKS yang sedang digodok oleh DPR RI, agar UU tersebut dapat melindungi peran perempuan seutuhnya.
Sebagai peran aktif dalam konteks perjuangan perempuan Indonesia, Pakar Hukum Kemaritiman Pidana, Motik Chandra merinci bahwa peringatan hari Kartini ini kita harus sepakat dengan tema yang diusung bahwa, korban utama kerusakan bangsa adalah perempuan.
[Glen/rls)