Mau Bikin SIM Belum Punya Biaya?? Nih Polresta Cirebon Kasih Solusi

CIREBON, Deliksatu.com – Hai Sobat Polri yang belum punya biaya untuk bikin SIM? Tenang, Polresta Cirebon kasih solusi, bayar pakai sampah, Senin (9/01/2023).

Perlu diketahui, program bikin SIM bayar pakai sampah ini sudah dilaunching oleh Kapolresta Cirebon, Kombes Polisi Arif Budiman, sejak Bulan Agustus 2022 dan terus berjalan hingga saat ini Bulan Januari 2023.

“Jadi program itu dilaunching Kapolresta Cirebon 6 bulan yang lalu, dan sampai sekarang masih tetap berjalan,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Cirebon, Kompol Galih Bayu Raditya.

Dijelaskan Kompol Galih Bayu Raditya. bahwa tujuan dari program bikin SIM bayar pakai sampah ini untuk mengajak masyarakat agar peduli dan sadar pada kebersihan lingkungan.

“Konsep ini, ingin mengajak masyarakat agar peduli dan sadar akan kebersihan lingkungan, dengan cara masyarakat dapat menggunakan sampah plastik dengan jumlah tertentu untuk pembayaran PNBP SIM,” sambung Kompol Galih Bayu Raditya.

Pihaknya bersyukur karena respons dari masyarakat sangat bagus. Banyak yang berlomba – lomba untuk menjadi nasabah bank sampah, bahkan jumlahnya sudah 49 orang.

Lebih lanjut, Kompol Galih Bayu Raditya menjelaskan, bagaimana cara dan tahapannya. Untuk teknisnya, masyarakat dapat mengumpulkan sampah yang nantinya dimasukan ke dalam bank sampah.

Pihaknya telah bekerja sama dengan 10 titik bank sampah, salah satunya di SMP Negeri 1 Talun, jalan Nyi Arumsari, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Lebih dari 3 Tahun, SMPN 1 Talun ini membuka bank sampah. Saat ini bank sampah SMPN 1 Talun dipercaya oleh Satpas Polresta Cirebon untuk melayani masyarakat yang ingin menjual sampah untuk pembuatan SIM.

Nah, cara menjual sampahnya, warga terlebih dahulu mengumpulkan sampah non organik yang mempunyai harga jual, seperti botol plastik, besi, tembaga dan lainnya, kata Kompol Galih Bayu Raditya.

Nantinya sampah – sampah tersebut disetorkan ke bank sampah dan ditimbang seberapa berat sampah yang diterimanya. Setelah itu, penyetor akan diberi buku tabungan yang akan ditulis besaran uang dari hasil penjualan sampah. Jika sudah terkumpul dan cukup untuk membayar biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pembuatan SIM warga bisa langsung datang ke Satpas Polresta Cirebon untuk diproses pembuatan SIM.

Meski pembuatan SIM yang dibayar menggunakan sampah ini memiliki jalur khusus, warga tetap harus melewati prosedur pembuatan SIM, seperti uji teori, uji praktik, dan lainnya, ungkap Kompol Galih Bayu Raditya.

Selain untuk pembayaran SIM, Kompol Galih Bayu Raditya, menambahkan, hasil penjualan sampah tersebut juga bisa digunakan untuk pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Sementara itu, menurut Bambang, salah satu warga yang membuat SIM, mengatakan, awalnya di perumahan kami menabung biasa memanfaatkan bank sampah.

“Memilah sampah – sampah yang bisa diuangkan, jadi mengubah sampah menjadi berkah,” ujar Kompol Galih Bayu Raditya.

Saat Polresta Cirebon mengadakan program Green Service, ia pun tertarik untuk membuat SIM menggunakan saldo yang ada di bank sampah.

“Polresta Cirebon mengadakan pembuatan SIM menggunakan saldo yang ada di bank sampah. Jadi kita membuat SIM dengan nominal saldo yang ada di bank sampah. Jadi kita membuat SIM tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun, jadi sampah yang kita tabung, bisa menjadi SIM,” lanjut Kompol Galih Bayu Raditya.

Kata Bambang, ia butuh waktu 3 bulan untuk mengumpulkan sampah hingga bisa membuat SIM.

“Soalnya saya kumpulkan sedikit – sedikit,” kata Bambang.

Bambang menambahkan, sampah yang ia kumpulkan berupa dus, botol plastik, dan besi.

Untuk mendapatkan SIM, Bambang harus mengumpulkan sampah sekitar 20 hingga 50 kilogram.

Dengan adanya program tersebut, menurut Bambang, dapat membantu mengurangi sampah yang menumpuk di tempat sampah rumahnya, dan mendapatkan berkah dari hasil penjualan sampah.

“Program ini sangat membantu, karena selain mengurangi sampah di bank rumah yang tadinya menumpuk, kita pun bisa mendapatkan berkah, salah satunya SIM ini,” tutur Kompol Galih Bayu Raditya.

Selain itu, untuk penjualan sampah sendiri sangat bervariatif, dilihat dari jenis sampahnya. Harga penjualan sampah pun bisa berubah – ubah, terkadang naik dan terkadang turun, pungkas Kompol Galih Bayu Raditya.

Pewarta (Markus.T Deliksatu Group).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *