JAKARTA, Deliksatu.com— Saat ini pemerintahan Prabowo Subianto sudah 100 hari, tentu saja ada plus minusnya dari kebijakan tersebut. Untuk itu diminta agar Pak Prabowo harus tetap hati-hati. Dan, sebaiknya ada gerakan dari pemerintah untuk lebih giat menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan antar anak bangsa dengan memberikan keyakinan akan adanya perubahan serta mengembalikan wibawa pemerintah.
“Saya ‘warning’ kepada pemerintahan Prabowo untuk hati-hati kedepannya, setelah 100 hari pemerintahannya. Karena masih adanya suara-suara rasis, adu domba dan fitnah di antara anak bangsa dan bahkan diduga ada yang ingin berkhianat,” ujar Panglima Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Jumat (31/1/2025).
Menurutnya, yang harus di antisipasi oleh pemerintahan Prabowo saat ini adalah soal adu domba dan fitnah. Yang mungkin saja muncul setelah kejadian penembakan warga negara Indonesia oleh pihak Malaysia. Jangan sampai kejadian tersebut dijadikan alat oleh kelompok atau pihak tertentu untuk mengadu domba Indonesia dan Malaysia.
Sebaiknya masalah tersebut dapat diselesaikan oleh kedua pemeritah dalam hukum internasional.
dan hubungan diplomatic.
“Saya mengingatkan pada semua pihak dan masyarakat atau elite bangsa serta partai politik ( parpol) jangan setengah hati dalam mendukung Prabowo, jika menginginkan negara ini kuat dan kokoh menghadapi dan menyelesaikan masalah,” tutur Habib Umar.
Dikatakan Habib Umar, buat rakyat di ingatkan jangan mudah ikutan dalam arena adu domba dan fitnah yg ada di permukaan.
“Saya menduga di balik semua itu ada aktor yang ingin berkhianat dan menghancurkan pemerintahan Prabowo dengan adu domba dan fitnah, sara yang berbau rasis,” jelasnya.
Lebih jauh Habib Umar mengatakan, sebaiknya pemerintahan Prabowo saat ini fokus melakukan yang utama (prioritas) saja untuk bangsa dan negara ini.
“Seperti dalam waktu dekat ini dimana kita akan masuk pada bulan ramadhan. Hal tersebut butuh perhatian yang serius untuk jangan sampai harga sembako melambung tinggi yang mana memberi dampak yang buruk dibulan suci tersebut. Dan, mengurangi kepercayaan pada kabinet merah putih yang digagas oleh Presiden prabowo. Yang mengakibatkan rakyat susah dan tak percaya dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan harapan untuk rakyat,” katanya. (Nn)