Deliksatu.com – Bogor– Program KIS (Kartu Indonesia Sehat) dari pemerintah untuk membantu menunjang kesehatan masyarakat tidak mampu/miskin tidak berlaku pada RS. Asysyifaa Leuwiliang Bogor. Padahal di rumah sakit itu sudah ada kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Hal ini terjadi pada warga Kp. Cilambur Desa Leuwibatu, sdr Asep Abdul Syukur yg memeriksakan kesehatannya akibat penyakit paru-paru yang di deritanya.
Pada saat pendaftaran di UGD RS Asysyifaa, menurut petugas kesehatan RS itu langsung menerangkan bahwa Asep perlu dilakukan diagnosis melalui cek laboratorium mana biaya laboratorium itu tidak di cover oleh KIS harus membayar tunai.
“Kalau melalui cek laboratorium dirumah sakit ini tidak ditanggung oleh KIS ( Kartu Indonesia Sehat ), ungkap seorang petugas Rumah Sakit
Awak media Deliksatu.com yang ikut mendampingi warga itu telah menanyakan kembali kepada petugas administrasi dan perawat bahwa Asep adalah peserta KIS, akan tetapi tetap saja petugas kesehatan RS Asysyifaa menolak bahwa untuk pengecekan awal tetap harus membayar tunai.
Dikarenakan kesehatan Asep perlu percepatan penanganan sehingga pihak keluarga Asep dengan terpaksa membayar uang tunai untuk tindakan kesehatan tsb.
” Kami terpaksa membayar uang tunai dan tidak pakai KIS, karena di RS ini tidak berlaku, ungkap seorang keluarga Asep
Padahal pasien Asep Abdul Syukur dalam kesehariannya mencari nafkah hanya sebagai pembuatan arang dan hasil penjualan arang ini untuk menafkahi keluarga 3 orang anak yang masih memerlukan biaya, lanjutnya
Atas keterbatasan penghasilan ini, pemerintah mengeluarkan KIS untuk menunjang kesehatan keluarga. Tujuan pemerintah yg sangat mulia untuk memberi jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, ini tidak di akomodir oleh pihak RS Asysyifaa
“Biaya laboratorium sejumlah Rp. 287.000,- ditambah biaya obat Rp. 115.000,- belum lagi biaya ongkos ke RS dan lainnya hampir mencapai setengah juta terpaksa dikeluarkan oleh pihak keluarga dengan meminjam uang dari para tetangga” ungkapnya
Untuk pemerintah pusat maupun daerah untuk dapat menegur pihak RS Asysyifaa Leuwiliang karena mengabaikan program pemerintah dalam bidang kesehatan.
(Sura/red)