KALBAR, Deliksatu.com – Warga transmigrasi pertama tahun 1955 hingga generasi kedua dan ketiga meminta pemerintah pusat untuk memperhatikan kondisi jalan dan pembangunan di wilayah Sungai Durian dusun Sidomulyo desa Limbung Kec. Sungai Raya Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat yang belum tersentuh Pemerintah daerah.
Baridan S selaku Ketua RW 10 menceritakan, Kami adalah masyarakat transmigrasi generasi kedua dan ketiga sejak pertama kali orang tua kami di datangkan pada tahun 1955. Pada masa itu adalah era pemerintahan Presiden Sukarno, didatangkan ke Kalimantan Barat dalam kondisi areal masih hutan belantara. Sulitnya transportasi jalan dan sulitnya pemenuhan kebutuhan pangan.
Pemerintah kala itu menghadirkan orang tua kami dalam keadaan masih serba apa adanya. Menebang hutan, membuat saluran irigasi, membuat tanggul tanggul badan jalan semua dilakukan dengan manual dan dengan gotong royong sehingga dari yang asalnya sebanyak 455 KK menjadi hanya tinggal 240 KK, karena yang lainnya tidak kuat dan tidak mampu mengelola hutan yang masih dalam keadaan berserakan pohon pohon besar.
Selain itu, sulitnya alat transportasi, sulitnya bercocok tanam karena acab dan sulitnya penerangan karena belum ada jaringan listrik, menyebabkan sebagian dari rombongan transmigrasi orang tua kami berpindah ke kota Pontianak dan ke desa tekam kabupaten mempawah, kala itu terjadi sekitar tahun 1965,”Beber Baridan.
Lanjut Baridan mengatakan dengan kegigihan orang tua kami, bahu membahu bergotong royong tidak kenal lelah dan tidak kenal waktu guna untuk bertahan hidup, Maka sedikit demi sedikit keadaan mulai berangsur membaik. Mulai terbentuknya badan jalan, terbuat nya saluran irigasi yang akhirnya bisa untuk dijadikan tranportasi dan pembuangan air sehingga lahan menjadi layak untuk ditanami tanaman pangan seperti ubi kayu dan ketela rambat.
Dari waktu ke waktu akhirnya hingga saat ini menjadi sebanyak 605 KK yang masih menetap di daerah transmigrasi ini. Dan sudah banyak yang meninggalkan daerah ini oleh karena tidak begitu adanya perhatian secara khusus dari pemerintah daerah Terkait dengan pembangunan.
Hal ini dapat dibuktikan masih banyaknya saluran irigasi yang belum di bangun. Masih banyak dan panjang badan badan jalan yang belum di buat, Masih banyak jalan jalan yang belum dibangun bahkan yang sudah pada rusak pun belum ada perbaikan perbaikan,”Jelas Baridan.
Baridan mencontohkan ,Semisal saluran irigasi parit dan tersier dari panjang yang seharusnya 52.7 km baru di bangun sepanjang 28.2 km dan dari 28.2 km ini saja yang sudah sumbat sepanjang 9.7 km apalagi yang belum dikerjakan sama sekali. Yakni masih sepanjang 25.4 km. Demikian juga dengan jalan jalan Poros dan jalan gang yang seharusnya sepanjang 52.0 km, baru dapat dibangun dengan rabat beton selebar 3 meter dan ada juga yang hanya selebar 2 meter yakni baru sepanjang tidak lebih sepanjang 7 km,
Itupun lanjut Baridan, sebagian sudah rusak parah dan belum mendapatkan perbaikan. Apalagi dengan jalan jalan poros dan gang gang yang belum tersentuh pembangunan sama sekali terkecuali pembangunan dari gotong royong manual warga masyarakat transmigrasi setiap hari minggu dari dulu hingga saat ini dimana jalan jalan tersebut setiap harinya dilalui masyarakat sebagai jalan transportasi warga yang masih berupa timbunan tanah biasa dan apabila musim penghujan akan berubah menjadi becek. Licin dan berlumpur.
Serta apabila di musim kemarau akan berubah menjadi berdebu, jalan seperti ini masih sangat panjang sekali yakni tidak kurang dari 38.9 km, baik yang belum dibangun dan belum bisa dilalui maupun yang sudah dibangun dan setiap hari dilalui warga masyarakat ini,”Urainya.
Sangat miris memang kami keturunan transmigrasi kedua dan ke tiga dimana transmigrasi ini sudah berumur tidak kurang dari 72 tahun pada tahun ini 2022 namun pembangunannya sangat memprihatinkan. Pembangunannya sangat ditinggalkan. Pembangunannya sangat tidak diperdulikan. Dibandingkan dengan Dusun Dusun lain yang ada di sekitar Dusun kami ini Dusun sidomulyo yang sebenarnya adalah Dusun tertua, cikal bakal timbulnya Dusun Dusun yang lainnya, termasuk juga apabila dibandingkan dengan desa desa sekitar, maka Dusun yang tua ini sangatlah tertinggal jauh pembangunannya bila dibandingkan dengan Dusun Dusun dan desa desa di sekitar transmigrasi ini.
Ada apa sebenarnya dengan pemerintah ini?.. Mengapa kami tidak diberi alokasi anggaran pembangunan padahal kami sangat membutuhkan pembangunan jalan jalan, gang gang dan saluran saluran irigasi Dusun kami ini,
Apakah karena orang tua kami ini didatangkan pada masa presiden pak sukarno. Sehingga sudah tidak ada dalam Catatan Dirjen transmigrasi ataukah karena kami ini masyarakat yang selalu mengalah dan nerimo sehingga di gampang kan dan Tidak diperdulikan pembangunannya. Dan ataukah ada hal hal yang lain nya.
“Kami ini adalah warga masyarakat Indonesia yang juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pembangunan jalan Irigasi. Pertanian dan lain lain yang seharusnya minimal sama dengan Daerah di sekitar kami. Oleh karena dalam Sejarah kamilah transmigrasi pertama di kalbar tahun 1955 yang masih berupa hutan Belantara dan akhirnya menjadi Dusun seperti saat ini”.Ujar Baridan.
Baridan berharap Kepada bapak Presiden Ir H Joko widodo beserta menteri transmigrasi, menteri PUPR, menteri pertanian dan DPR RI. “Kami berharap kehadirannya untuk melihat dan membuktikan secara langsung bagaimana nasib pembangunan Dusun sidomulyo desa limbung kec. Sungai raya. Kab. Kubu raya. Prop. Kalbar ini, yakni transmigrasi sungai durian darat TA. 1955. Sangat memprihatinkan”. Harap Baridan.
Diakhir Keterangannya Baridan mengharapkan bahwa kami tanpa terkecuali seluruh warga dan pengurus Dusun sidomulyo transmigrasi 55 ini berharap bapak Presiden berkenan hadir membuktikan dan selanjutnya kami berharap tolong transmigrasi ini dibangun kembali di pantaskan dan disejajarkan dengan pembangunan Dusun Dusun yang lainnya. Terutama pembangunan sarana jalan dan irigasi. Serta wilayah kami ini sangat luas dan cocok dijadikan penyangga ketahanan pangan propinsi kalbar,”Pungkas Baridan.
(WN/rls)